Jumat, 22 Maret 2013

Sesungguhnya keajaiban manusia di akhir zaman ini sangat banyak dan nyata sekali. Terkadang kita kurang jeli memperhatikannya sehingga terlihat dunia ini berjalan baik-baik saja. Namun, bila kita cermati dengan baik, kita akan menemukan segudang keajaiban dan keanehan dalam kehidupan manusia akhir zaman dan hampir dalam semua lini kehidupan. Keajaiban yang kita maksudkan di sini bukan terkait dengan persitiwa alam seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya, atau kejadian yang aneh-aneh lainnya, melainkan pola fikir manusia yang paradoks yang berkembang biak di akhir zaman ini.
Berikut ini adalah sebagian kecil dari berfikir paradoks yang berkembang akhir-akhir ini dalam masyarakat luas. Lebih ajaib lagi, berfikir paradoks tersebut malah dimiliki pula oleh sebagian umat Islam dan para tokoh mereka. Di antaranya :

 
Bila seorang pengusaha atau pejabat tinggi melakukan korupsi milyaran dan bahkan triliunan rupiah, maka aparat penegak hukum dengan mudah mengatakan tidak ada bukti untuk menahan dan mengadilinya.
 
Namun, bila yang mencuri itu seorang nenek atau masyarakat bawah (lemah), dengan mudah dapat ditangkap, disidangkan dan diputuskan hukuman penjara, kendati mereka mengambil hanya satu buah semangka atau tiga buah kakau, mungkin saja karena lapar.
 

Bila ada orang atau kelompok dengan nyata-nyata merusak dan melecehkan ajaran Islam yang sangat fundamental, seperti Tuhan, Kitab Suci dan Rasulnya, di negeri-negeri Islam, maka orang dengan gampang mengatakan yang demikian itu adalah kebebasan berpendapat, berekspresi dan menafsirkan agama.
 
Namun, bila ada khatib, ustazd atau masyarakat Muslim mengajak jamaah dan umat Islam untuk konsiten dengan ajaran agamanya, maka orang dengan mudah menuduhnya sebabai khatib, penceramah atau ustazd yang keras dan tidak bisa berdakwah dengan hikmah, bahkan perlu dicurigai sebagai calon teroris.
 
Apa saja yang dituliskan dalam koran, dengan mudah orang mempercayainya, kendati itu hanya tulisan manusia dan belum teruji kebenarannya. Membaca dan mempelajarinya dianggap lambang kemajuan.
 
Akan tetapi, apa yang tercantum dalam Al-Qur’an belum tentu dipercayai dan diyakini kebenarannya, kendati mengaku sebagai Muslim. Padahal Al-Qur’an itu Kalamullah (Ucapan Allah) yang mustahil berbohong. Kebenarannya sudah teruji sepnajang masa dari berbagai sisi ilmu pengetahuan. Akhir-akhir ini muncul anggapan mengajarkan Al-Qur’an bisa mengajarkan paham terorisme.
 
Tidak sedikit manusia, termasuk yang mengaku Muslim yakin dan bangga dengan sistem hidup ciptaan manusia (jahiliyah), kendati sistem yang mereka yakini dan banggakan itu menyebabkan hidup mereka kacau dan mereka selalu menghadapai berbagai kezaliman dan ketidak adilan dari para penguasa negeri mereka. Mereka masih saja mengklaim : inilah jalan hidup yang sesuai dengan akhir zaman.
 
Namun, bila ada yang mengajak dan menyeru untuk kembali kepada hukum Islam, maka orang akan menuduh ajakan dan seruan itu akan membawa kepada keterbelakangan, kekerasan dan terorisme, padahal mereka tahu bahwa Islam itu diciptakan oleh Tuhan Pencipta mereka (Allah) untuk keselamatan dunia dan akhirat dan Allah itu mustahil keliru dan menzalimi hamba-Nya.
 
Ketika seorang Yahudi atau agama lain memanjangkan jenggotnya, orang akan mengatakan dia sedang menjalankan ajaran agamanya.
 
Namun, saat seorang Muslim memelihara jenggotnya, dengan mudah orang menuduhnya fundamentalis atau teroris yang selalu harus dicurigai, khususnya saat masuk ke tempat-tempat umum seperti hotel dan sebagainya.
 
Ketika seorang Biarawati memakai pakaian yang menutup kepala dan tubuhnya dengan rapih, orang akan mengatakan bahwa sang Biarawati telah menghadiahkan dirinya untuk Tuhan-nya.
 
Namun, bila wanita Muslimah menutup auratnya dengan jilbab atau hijab, maka orang akan menuduh mereka terbelakang dan tidak sesuai dengan zaman, padahal mereka yang menuduh itu, para penganut paham demokrasi, yang katanya setiap orang bebas menjalankan keyakinan masing-masing.
 
Bila wanita Barat tinggal di rumah dan tidak bekerja di luar karena menjaga, merawat rumah dan mendidik anaknya, maka orang akan memujinya karena ia rela berkorban dan tidak bekerja di luar rumah demi kepentingan rumah tangga dan keluarganya.
 
Namun, bila wanita Muslimah tingal di rumah menjaga harta suami, merawat dan mendidik anaknya, maka orang akan menuduhnya terjajah dan harus dimerdekakan dari dominasi kaum pria atau apa yang sering mereka katakan dengan kesetaraan gender.
 
Setiap mahasiswi Barat bebas ke kampus dengan berbagai atribut hiasan dan pakaian yang disukainya, dengan alasan itu adalah hak asasi mereka dan kemerdekaan mengekpresikan diri.
 
Namun, bila wanita Muslimah ke kampus atau ke tempat kerja dengan memakai pakaian Islaminya, maka orang akan menuduhnya eksklusif dan berfikiran sempit tidak sesuai dengan peraturan dan paradigma kampus atau tempat kerja mereka.
 
Bila anak-anak mereka sibuk dengan berbagai macam mainan yang mereka ciptakan, mereka akan mengatakan ini adalah pembinaan bakat, kecerdasan dan kreativitas sang anak.
 
Namun, bila anak Muslim dibiasakan mengikuti pendidikan praktis agamanya, maka orang akan mengatakan bahwa pola pendidikan seperti itu tidak punya harapan dan masa depan.
 
Ketika Yahudi atau Nasrani membunuh seseorang, atau melakukan agresi ke negeri Islam khususnya di Paestina, Afghanistan, Irak dan sebagainya, tidak ada yang mengaitkannya dengan agama mereka. Bahkan mereka mengakatakan itu adalah hak mereka dan demi menyelamatkan masyarakat Muslim di sana.
 
Akan tetapi, bila kaum Muslim melawan agresi Yahudi atas Palestina, atau Amerika Kristen di Irak dan Afghanistan, mereka pasti mengaitkannya dengan Islam dan menuduh kaum Muslim tersebut sebagai pemberontak dan teroris .
 
Bila seseorang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain, maka semua orang akan memujinya dan berhak mendapatkan penghormatan.
 
Namun, bila orang Palestina melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan anaknya, saudaranya atau orang tuanya dari penculikan dan pembantaian tentara Israel, atau menyelamatkan rumahnya dari kehancuran serangan roket-roket Israel, atau memperjuangkan masjid dan kitab sucinya dari penodaan pasukan Yahudi, orang akan menuduhnya TERORIS. Kenapa? Karena dia adalah seorang Muslim.
 
Bila anak-anak Yahudi diajarkan perang dan senjata otomatis untuk membunuh kaum Muslimin Palestina, maka orang akan menegatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah upaya membela diri kendati mereka adalah agresor.
 
Namun, bila anak Palestina belajar melemparkan batu menghadapi prajurit Yahudi yang dilengakapi dengan tank dan senjata canggih lainhya saat menghancurkan rumah, masjid dan kampung mereka, maka orang akan menuduh mereka sebagai pelaku kejahatan yang pantas ditangkap, dipatahkan tangannya dan dipenjarakan belasan tahun.

Nah, inilah sekelumit keajaiaban manusia di akhir zaman ini. Bisakah kita mendapatkan pelajaran yang baik sehingga dapat menentukan sikap yang benar, atau kita akan jatuh menjadi korban keajaiban akhir zaman? Allahul musta’an….

(Sumber: eramuslim.com)
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan. Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl : 69)

Madu rasanya manis manfaatnya banyak. Ibnu Qoyyim pun mengatakan bahwa madu adalah zat yang dapat ditambahkan pada makanan, minuman, manisan, obat-obatan, sejenis penyegar dan dibuat salep bersama dengan sejumlah zat yang bernilai sebagai obat.

Namun di samping itu banyak pula yang menganggap madu sebagai obat untuk semua penyakit. Lalu benarkah pendapat bahwa madu dapat mengobati semua penyakit?
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menguraikan maksud surat An-Nahl ayat 69, “Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.”

Ibnu Katsir menyatakan bahwa madunya itu berwarna putih, kuning, merah, dan warna lainnya sesuai dengan warna lainnya sesuai dengan warna makanannya.

Ditafsirkan oleh Ibnu Katsir, “Ia mengandung obat bagi manusia” maksudnya di dalam madu terdapat obat bagi manusia. Artinya, madu itu cocok bagi setiap orang, misalnya mengobati dingin, karena madu itu panas, karena penyakit diobati dengan antinya.

Jika ditarik dengan perumpamaan yang lebih jauh, maksud dari tafsir Ibnu Katsir yang telah disebutkan bisa dilengkapi oleh pendapat Ibnul Ambari yang tertera dalam kitab Thibbun Nabawi Ibnu Muflih.

Ibnu Ambari menyatakan, “Pada umumnya madu berfungsi sebagai obat. Kalau kebetulan tidak cocok untuk beberapa orang sakit, maka cocok untuk lebih banyak orang. Ini sama seperti kata orang Arab, ‘Air adalah kehidupan bagi segala sesuatu.’ Sementara ada orang yang tewas karena air. Dus, ucapan itu dipahami menurut umumnya.”

Sementara As-Suddi berpendapat, “Madu mengandung obat penawar bagi penyakit-penyakit yang bisa diobati dengan madu.”

Laman ‘forum.muslim-menjawab.com’ juga mengulas surat an-nahl ini ditinjau dari segi bahasa. Disebutkan bahwasannya pada ayat 69 surat An Nahl tidak disebutkan “fiiha asy-syifaa linnaas,” (dengan bentuk ma’rifat dengan kata syifaa), karena dengan demikian maka maknannya madu itu mengobati segala penyakit manusia.

Namun yang dikatakan adalah “fiiha syifaa’un linnaas,” dengan bentuk nakirah, yang artinya bahwa madu itu memiliki faktor yang dapat menyembuhkan penyakit manusia, bukan semua penyakit.
Ibnu Qoyyim dalam ulasannya tentang madu menuturkan bahwasannya madu berbahaya bagi orang yang bermasalah dengan empedu kuning, juga menurut Ibnu Muflih madu bisa berdampak negatif terhadap penderita gejala penyakit kuning (jaundice). Wallahu A’lam.

(Sumber: eramuslim.com)
Ada sebuah kisah tentang persahabatan sejati antara tawon dan pohon Ara. Kisah nyata tersebut telah terjadi selama kurang lebih 80 juta tahun lamanya. Hingga kini setiap generasi di antara mereka melakukan hal yang sama, yaitu seolah mengikat janji untuk saling memberi dan menerima, tidak boleh saling mengingkari, jika tidak maka akan kena batunya!

Lalu bagaimana persahabatan itu bisa terjadi sementara pohon dan tawon adalah makhluk yang tidak berakal? Allah berfirman, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” maka terjadilah ia. (Yaasiin : 82)

Pohon Ara atau tin adalah satu dari sedikit pohon yang namanya Allah sebut dalam Al-Qur’an, yaitu dalam surat At-Tiin ayat 1 yang berbunyi, “Demi (buah ) tin dan (buah) zaitun.”

Pohon ara merupakan kerabat pohon beringin. Beringin? Ya, beringin yang di Indonesia identik dengan kisah angker. Lain halnya dengan Indonesia, peneliti di Negara lain justru mengungkapkan kisah berbeda dan lebih berhikmah dari sekedar cerita angker yang berbumbu dusta. Lalu bagaimana kisahnya?

Kisah bermula dari rasa penasaran beberapa peneliti yang tertarik dengan hubungan saling menguntungkan antara pohon ara dan tawon atau yang lebih dikenal dalam ilmu biologi sebagai hubungan “mutualisme.”
Peneliti kemudian mencari tahu bagaimana sanksinya apabila terjadi ketidakselarasan kerjasama atau kecurangan di antara tawon dan pohon ara, sebagaimana yang terungkap dalam jurnal yang berjudul, Precision of host sanctions in the fig treefig wasp mutualism: consequences for uncooperative symbionts.”

Sejatinya pohon ara telah dibudidayakan dari jaman kuno dan tumbuh liar di daerah kering dan bermentari. Ara yang disebut “Common Fig” berasal dari Timur Tengah hingga kawasan Asia Barat. Sementara beberapa jenis Fig/ Ficus lainnya tumbuh di hutan hujan tropis.
Bunga pohon ara terdiri dari dua tipe, yaitu jenis yang berkelamin ganda dan berkelamin ganda sekaligus betina. Hampir separuh dari jenis pohon ara bertipe bunga jenis kedua atau disebut juga gynodioecious.

Dalam penyerbukannya, bunga ara dibantu oleh tawon yang juga memanfaatkan bunga tersebut untuk tempat bertelur. Tanpa bantuan tawon penyerbuk pohon ara tidak dapat berkembang biak dengan bijinya. Di lain sisi bunga memberikan tempat yang aman dan makanan untuk tawon generasi berikutnya.

Dalam perjalanan hidupnya yang hanya 48 jam, tawon betina akan mengumpulkan serbuk sari dari bunga jantan. Kemudian ia memasuki melalui celah sempit di mahkota bunga untuk menyerbuki beberapa bunga betina pada bunga majemuk. Kemudian sang tawon akan meletakkan telur-telurnya di dalam beberapa bunga pohon ara. Lalu sang jantan akan membuahi telur-telur tersebut.

Hasilnya adalah bunga kemudian berkembang menjadi buah ara dan anak-anak tawon bisa tumbuh di dalamnya, hingga akhirnya siap melakukan hal serupa seperti yang dilakukan orang tuanya. Lalu bagaimana apabila tawon hanya menempatkan telurnya saja pada buah tin namun tidak menyukseskan proses penyerbukan?

Inilah kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan sesuatu dengan sangat cermat. Entah bagaimana, seolah pohon tin dapat mengetahui jika tawon bertindak curang. Apabila tawon menaruh telurnya tanpa membawa serbuk sari untuk membantu penyerbukan, pohon tin akan menjatuhkan buahnya yang di dalamnya terdapat anak-anak tawon tersebut.

Bagaimana jika buah tin yang berisi anak-anak tawon dijatuhkan dengan keras dari ketinggian? Tentunya anak-anak tawon akan tewas dan itulah faktanya, seperti yang terungkap dalam jurnal yang ditulis oleh Charlotte Jander tersebut.

Lebih dari 700 jenis pohon ara di daerah tropis di seluruh dunia berkembang bersama dengan tawon ara. Setiap jenis pohon ara memiliki jenis tawon penyerbuknya sendiri. Beberapa jenis tawon membawa serbuk sari secara pasif dikarenakan serbuk sari tersebut menempel pada tubuhnya. Sementara jenis lainnya secara aktif mengumpulkan serbuk sari dalam kantong khusus yang ada padanya.

Para peneliti menemukan bahwa tawon yang membawa serbuk sari secara pasif asbab menempel di tubuhnya, maka pohon ara pun hampir tidak pernah menggugurkan buahnya.
Sementara para peneliti menemukan bahwasannya apabila tawon yang secara aktif mengumpulkan serbuk sari tidak membawa serbuk sari tersebut, maka pohon akan menggugurkan buahnya hingga anak keturunan sang tawon akan mati akibat terjatuh bersama buah yang digugurkan.

Pohon tin sangat mengerti jika dia tidak menerima haknya, maka kewajibannya untuk menjaga telur-telur tawon pun ia gugurkan. Inilah contoh keselarasan antara hak dan kewajiban pada tawon dan pohon ara.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Q.S. Ali Imran : 190)

Kisah tawon dan pohon ara adalah isyarat dari sang Pencipta. Seandainya saja manusia dapat memahami hikmah yang terkandung di dalamnya. (Berbagai Sumber)

(Sumber: eramuslim.com)
Air Mata ternyata mempunyai beberapa fungsi yang sangat ajaib, jadi siapa bilang orang yang menangis terus maka air matanya kering? Justeru orang yang menangis mempunyai beberapa kelebihan akibat dari kesan yang ditimbulkan air matanya.
Siapa kata menangis tak ada gunanya? Akibat dari menangis yang terlalu lama akan membuatkan mata menjadi merah dan bengkak. Tapi jangan salah, menangis dan mengeluarkan air mata ternyata jadi obat ajaib yang berguna bagi kesehatan tubuh dan fikiran. Apa saja keajaiban air mata itu? Dapati fungsi air mata dan kesehatan mata anda. Dan pastikan menangislah kerana Allah Taala.
1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada mata yang dapat membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteria
Tak perlu obat tetes mata, cukuplah air mata yang berfungsi sebagai antibiotik. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 peratus bakteria-bakteria yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteria, hanya dalam 5 menit.
3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan kadar emosi kerana dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari menangis kerana emosi mengandungi 24 peratus protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa kajian tentang air mata dan menemui bahawa air mata yang keluar dari hasil menangis kerana emosional ternyata mengandung racun. Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahawa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya dari mata.
5. Mengurangkan stres
Bagaimana menangis bisa mengurangkan stress? Air mata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin. Selain menurunkan level stress, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stress seperti tekanan darah tinggi.
6. Membina komunikasi
Selain baik untuk kesihatan fisik, menangis juga membantu seseorang untuk bangun dengan semangat dan azam baru. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya pada teman-temannya atau seseorang yang memberikan bantuan, dan hal ini meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan lebih tenang.
7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Walaupun anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega. Setelah menangis, sistem dalam badan, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di fikiranmu dengan menangis, jangan dipendam kerana anda bisa menangis dengan penuh penyesalan.
So…jangan ragu…Seringlah Menangislah …terlebih ditengah malam yang sepi, dengan bermunajat dengan Rabb…selain adanya kesehatan pada mata, dan tentunya mata kita akan menjadi mata yang terhindar dari panasnya api neraka…karena kita menangis karena Allah…
Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti tak ada yang sia-sia. Di antara ciptaan Sang Khalik yang istimewa adalah lebah.  Serangga yang satu ini menempati posisi penting dibanding serangga lainnya. Tak heran jika lebah dijadikan salah satu nama surah dalam Alquran.

Surat ke-16 dalam Alquran adalah An-Nahl yang berarti lebah.  Secara khusus, surat  Makkiyah tersebut dinamakan An-Nahl atau lebah, karena pada ayat ke-68 terdafat firman Allah SWT yang berbunyi, ''Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.''

Lebah memang spesial. Ia merupakan makhluk Allah SWT yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Dalam penjelasan surah An-Nahl yang tercantum dalam Alquran dan Terjemahannya disebutkan bahwa ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Alquranul Karim.

Apa persamaannya? Simak ayat berikut: ''... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.'' (QS An Nahl:69).

Madu berasal dari sari bunga dan menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedangkan Alquran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa  sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kemukjizatan madu sebagaimana disampaikan Alquran telah terbukti secara ilmiah. Dalam Tafsir Alquran, Sayyid Quthb mengungkapkan, madu sebagai obat penyembuh penyakit sudah dibuktikan secara ilmiah oleh para pakar kedokteran. Inilah salah satu bukti kebenaran ayat Alquran yang harus diyakni umat manusia.

Sedangkan dalam Tafsir Alquran Ibnu Katsir diterangkan bahwa madu lebah itu warnanya bermacam-macam sesuai dengan makanannya. Ada yang berwarna putih, kuning, maupun merah. Selain itu, menurut Ibnu Katsir, madu cocok bagi setiap orang, misalnya untuk mengobati dingin, karena madu itu panas.

Di dunia Islam, penggunaan madu sebagi obat sudah diterapkan sejak zaman Nabi Muhammad  SAW. Pada saat itu, madu digunakan  untuk mengobati penyakit diare. Lem lebah yang berasal dari madu juga sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Kajian khasiat madu secara ilmiah juga telah diteliti oleh ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). Bapak kedokteran dunia dan pemikir Muslim agung di abad ke-10 M itu tercatata sebagai dokter  yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.
Selama hidupnya Ibnu Sina banyak mengkonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang. Madu, menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan penyakit demam.


(Sumber: Republika.co.id)
JENDELA ILMU ISLAM © 2013 | Powered by Blogger | Blogger Template by DesignCart.org