Masyarakat Timur Tengah,
Eropa atau Amerika umumnya tidak asing dengan jenis umbi yang satu ini,
yaitu Bit. Sudah sejak lama umbi atau juga daun bit dipergunakan untuk
makanan sehari-hari atau dijadikan sajian selama masa penyembuhan. Namun
di Indonesia masih banyak yang belum mengenal bit, walau di pasar
swalayan besar sudah banyak yang menjualnya.
Umbi bit yang berwarna merah biasanya dimasak dengan cara dipanggang,
direbus atau dijadikan salad bersama minyak dan cuka. Sementara bagian
daunnya yang berwarna hijau sering direbus atau dikukus dan rasanya
mirip dengan bayam.
Bit merupakan sumber yang kaya antioksidan dan nutrisi, termasuk
magnesium, natrium, kalium, vitamin C, dan betaine, yang penting untuk
kesehatan jantung. Kandungan pada umbi bit berfungsi untuk mengurangi
konsentrasi homosistein, suatu homolog dari sistein asam amino alami,
yang dapat merusak pembuluh darah dan dengan demikian bit memberikan
kontribusi baik pada penderita penyakit jantung, stroke, dan penyakit
pembuluh darah perifer.
Ummul Mundzir binti Qais Al-Anshariyah berkata, “Rasulullah SAW
pernah menemuiku bersama Ali yang baru sembuh dari sakit. Sementara kami
mempunyai dawali (simpanan kurma Ruthob) yang
tergantung. Lalu Rasulullah SAW makan dari buah kurma tersebut, dan Ali
pun memakannya. Kemudian Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Kamu baru
sembuh.” Ali pun berhenti makan. Sementara, kata Ummul Mundzir, aku
memasak sya’ir (jelai) dan sayur silq (bit), lalu aku
hidangkan. Kemudian Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Makanlah ini karena
ini lebih bermanfaat – dalam riwayat lain- lebih sesuai untukmu.” (H.R.
Abu Daud).
Bit atau sering disebut beetroot (Beta vulgaris) menurut Al Maqdisi sangat bermanfaat apabila dijadikan sayur dan dimakan bersama sya’ir (Sereal Jelai/ Barley). Makanan ini cocok untuk orang yang perutnya masih lemah.
Menurut Al Maqdisi karakter bit panas dan kering pada tingkat
pertama. Namun ada juga yang berpendapat sifatnya lembab. Silq dapat
membuka penyumbatan pada liver dan limpa, seperti diketahui salah satu
jenis darah tinggi, yaitu hipertensi portal yang terjadi akibat
penyumbatan di pembuluh vena sistem portal hepatika.
Silq atau bit ada beberapa jenis, diantaranya putih dan
ungu. Menurut Al-Maqdisi bit putih bermanfaat untuk mengendurkan perut
apabila dimakan bersama kacang adas. Sementara yang hitam apabila
dikonsumsi bersama adas (lentils) bekerja sebaliknya. Telah
diketahui bahwa satu grup sukarelawan yang mengkonsumsi jus bit (500 ml)
mengalami penurunan tekanan darah pada sistol dan diastol yang paling
efektif setelah 3-4 jam.
Jika ingin dibuat jus, umbi bit dapat dicuci lalu kulitnya dikupas,
dipotong dan diblender atau diparut. Setelah halus kemudian diperas dan
ambil airnya (untuk 1 gelas) dan dituang ke dalam gelas lalu diminum
satu jam sebelum makan.
(Sumber: eramuslim.com)