Kamis, 11 April 2013

Mengasingkan diri yang diajarkan syariat dan sunah Rasul adalah menjauhkan diri dari kejahatan dan pelakunya, orang-orang yang banyak waktu kosongnya, orang-orang yang lalai, dan orang-orang yang senang membuat huru-hara. Dengan begitu, jiwa Anda akan selalu terkendali, hati menjadi tenang dan sejuk, pikiran selalu jernih, dan Anda akan merasa leluasa dan bahagia berada di taman-taman ilmu pengetahuan.

Mengasingkan diri (uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia dari kebaikan dan ketaatan  merupakan obat yang sudah diuji coba dan dibuktikan kemujarabannya oleh para ahli pengobatan hati. Banyak cara untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan yang sia-sia. Diantaranya adalah; mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru ke dalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaedah "takut kepada Allah", dan juga menghadiri majelis-majelis pertaubatan dan dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majelis yang terpuji dan patut dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah, menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majelis-majelis yang tidak jelas tujuannya dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit Anda, tangisilah kesalahan Anda dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah Anda dapat membahagiakan hati Anda.

Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan kedamaian diri Anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti Anda telah bergaul dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat Anda mati tujuh kali dalam sehari sebelum Anda benar-benar mati. Maka,

{Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka.} (QS. At-Taubah: 47)

Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya Anda menjalani bagaimanapun kondisi Anda, tetap menyendiri di 'kamar' Anda dan hanya keluar untuk berkata atau berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati Anda akan benar-benar menjadi milik Anda, sehingga waktu dan umur Anda selamat dari kesia-siaan, lidah Anda terhindar dari menggunjing (ghibah), hati Anda bersih dari kerisauan, telinga Anda terjauhkan dari ucapan kotor, dan jiwa Anda bebas dari berburuk sangka. Barangsiapa mencoba sesuatu, niscaya akan mengetahuinya. Barangsiapa membiarkan dirinya hanyut dalam gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakan kepadanya: Selamat tinggal!

(MD/2013)

Bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi berbagai kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang besar. Karena itu, jika kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan

Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakab Anda mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain kesabaran?

Konon, seorang pembesar negeri ini memiliki 'ladang gembalaan' dan 'lapangan' yang selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan, kesulitan yang lain selalu datang mengunjunginya. Meski demikian, ternyata ia tetap berlindung di balik perisai kesabaran dan mengenakan tameng keyakinan kepada Allah.

Demikian itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan setiap kesulitan dan menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah.

Syahdan, ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit, para sahabat berkata kepadanya, "Bolehkah kami panggilkan seorang tabib untuk mengobatimu?"

"Seorang tabib telah memeriksaku!," jawab Abu Bakar.

Para sahabat pun bertanya, "Lalu apa yang ia katakan?"

la berkata, "Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau."

Bersabarlah karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana kesabaran orang yang yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat kembali yang baik, mengharap pahala, dan senang mengingkari kejahatan. Seberapa pun besar permasalahan yang Anda hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan.

Saya pernah membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya tertegun dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka. Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya kemenangan. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak hanya cukup bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak lantang di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya.

(MD/2013)
Beberapa orang merasa bahwa diri mereka terlibat dalam perang dunia, padahal mereka sedang berada di atas tempat tidur. Tatkala perang itu usai, yang mereka peroleb adalah luka di pencernaan mereka, tekanan darah ringgi dan penyakit aula. Mereka selalu merasa terlibat dengan semua peristiwa. Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan tak segera turun, dan kalang kabut tak karuan karena turunnya nilai mata uang. Mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yang tak berkesudahan.

{Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.} (QS. Al-Munafiqun: 4)

Nasehat saya untuk Anda: jangan meletakkan bola dunia di atas kepala. Biarkan semua peristiwa itu terjadi, dan jangan disimpan di dalam usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan menyerap semua isu dan kasak-kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan mudah terguncang karena peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini sangat potensial menjadi awal kehancuran.

Mereka yang berpegang pada prinsip yang benar akan senantiasa bertambah keimanannya dengan nasehat-nasehat dan 'Ibrah. Sedangkan mereka yang berpegang pada prinsip yang lemah akan semakin takut terhadap keguncangan. Di hadapan segala bencana dan musibah, hal yang paling berguna adalah hati yang berani. Seorang pemberani memiliki sikap yang teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingin dan hati yang lapang. Sedangkan seorang pengecut justru akan membunuh dirinya sendiri berulang kali, setiap hari, dengan pedang khayalan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak-kusuk. Jika Anda menginginkan sebuah kehidupan yang berlandasan kuat, maka hadapilah semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan terlalu mudah digoyang oleh mereka yang tidak memiliki keyakinan. Jangan merasa terjepit oleh semua tipu daya mereka. Jadilah orang yang lebih kuat dari peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh, dan lebih kuat dari angin topan. Sungguh kasihan mereka yang memiliki hati yang lemah, betapa hari-hari selalu mengguncang dirinya.

{Dan, sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia).} (QS. Al-Baqarah: 96)
 
Sedangkan orang-orang yang memiliki hati yang kuat akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah dan senantiasa yakin dengan janji-Nya.

{Lalu, menurunkan ketenangan atas mereka.} (QS. Al-Fath: 18)


(MD/2013)
Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.

Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.

Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaandengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. "Dunia ini terfaknat, dan terhhnat semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar," begitu hadist berkata.

Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.

Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda. Maka kata hadist, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bias menerima kebiasaannya yang lain."
Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan kangkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.

(MD/2013)
Di manapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang mulia

Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.

Di antara manusia terdapat orang-orang "istimewa" yang membuat banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan kelobaannya, kejujurannya dalam berjual beli, dan keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.

Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada di tengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum yang merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis besar tercakup dalam slogan:

{Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.} (QS. Fushshilat: 34)

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudab melupakan kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak akan pernah kembali.

Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, orang- orang yang berada di sekitar  mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tenteram.

"Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya." (Al-Hadits),

"Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang  memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zalim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pemah memberi kepadaku." (Al-Hadits)

{Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan).} (QS. Ali 'Imran: 134)

Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan.

Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapatkan balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni,

{Di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa.} (QS. Al-Qamar: 55)

(MD/2013)

Rabu, 10 April 2013

Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru-meniru ciri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan meniru-niru budaya bangsa lain. Dan itulah yang disebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.

Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadiannya dengan bangsa lain?

Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorang pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari.

Anda sama sekali berbeda dari Zaid dan Amr. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain!

Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri.

{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).} (QS. Al-Baqarah: 60)

{Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.} (QS. Al-Baqarah: 148)
 
Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara, menganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda! Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.

Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.

Umat manusia — dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya — seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti pisang, Anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.

Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.

(MD/2013)
Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan. Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda.

Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.

Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab'ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.

Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon, Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kalajengking, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari bahaya bisa ular.

Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi! Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan melati yang harum kepada kami. Dan,

{Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.} (QS. Al-Baqarah: 216)

Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam di depan penjara, dan kemudian menangis sedih.

Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan, jalan keluar serta pahala.

(MD/2013)
Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebaikan sebaik rasanya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan "buah"nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang,tenteram dan damai.

Ketika diri Anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya Anda akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang yang papa, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan Anda!

Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih.

Menebar senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" merupakan sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi,

"... meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri." (Al-Hadits)

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya oleh Sang Maha Gaib.

Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagiMaha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong, dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna, dan juga hakekatnya.

{Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.} (QS. Al-Lail: 19-21)

(MD/2013)
Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayang-layang tak tahu arah. Dan,

{Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.} (QS. At-Taubah: 87)

Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri.

Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan narkoba.

Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina; meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stress dan gila.

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si "pencuri".

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Bunuhlah setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.

(MD/2013)
Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, makaAnda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali Anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari orang lain.

Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik Anda sebelum Anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur Anda selalu terasa gerah.

Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun mereka, marah dan kesal kepada Anda adalah karena mungkin Anda mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk, atau harta. Jelasnya, Anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak terampuni sampai Anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang pada diri Anda, atau sampai Anda meninggalkan semua sifat terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini Anda pegang teguh. Dan menjadi orang yang bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri Anda.

Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran-butiran salju yang menderanya setiap saat, dan ia justru semakin kokoh karenanya. Artinya, jika Anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan atau cemoohan mereka, berarti Anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda. Padahal, yang terbaik adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan Anda. Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk Anda. Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi yang Anda duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu.

Betapapun, Anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada Anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah,

{Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu."} (QS. Ali 'Imran: 119)

Bahkan, Anda juga dapat 'menyumpal' mulut mereka dengan 'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan Anda. Dan bila Anda ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang, dan terhindar dari cela, berarti Anda telah menginginkan sesuatu yang mustahii terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwujudkan.

(MD/2013)

Selasa, 09 April 2013

Kaki seekor anak gajah diikat pada pasak yang ditanam dalam tanah. Akibatnya, anak gajah tidak bias bergerak bebas. Ia berusaha memutuskan tali tambangnya. Namun tambang yang digunakan terlalu kuat baginya dan tidak mungkin ia putuskan. Akhirnya, anak gajah ini menyadari bahwa ia tidak mampu memutuskan tali itu. Ia juga menyadari bahwa dirinya harus terus berada di tempat itu. Dan, hanya dapat pergi sejauh panjangnya tali tambang yang mengikatnya.

Anak gajah itu kian lama semakin besar. Beratnya pun mencapai 5 ton. Sehingga-sebenarnya-dalam kondisi seperti ini, ia mampu memutuskan tali yang menjeratnya sejak kecil. Namun, ia tidak berusaha untuk memutuskannya karena sepengetahuannya, ia tidak mampu memutuskannya waktu kecil. Dengan cara inilah, manusia dapat mengikat gajah terbesar di dunia sekalipun dengan mudah.

Mungkin ini dapat menjadi pelajaran bagi kita. Semoga kita tidak terbelenggu dalam lingkaran keputusasaandan frustasi. Pasalnya, sesuatu yang selemah tambang kecil pun mampu mengikat gajah yang besar.

Tali yang membelenggu itu hanyalah sebentuk keyakinan dan gambaran yang tertanam dalam diri sejak kecil. Jika cerita tadi menggambarkan kondisi kita, sebenarnya kita bias memutuskan belenggu keputusasaan dan frustasi itu.

Bagaimana… ?

Berikut ini tiga poin yang dapat kita tempuh.

  1. Kita dapat mengambil pelajaran dari kisah orang-orang yang berpikiran positif, sehingga kita tahu kemampuan yang kita miliki untuk mewujudkan keinginan kita. Kita juga tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai keinginan kita tersebut. Kita juga tahu cita-cita yang ingin kita raih.
  2. Kita juga dapat membuat gambaran-gambaran positif dalam diri kita. Sehingga gambaran-gambaran ini mempengaruhi kemampuan dan aktivitas kita.
  3. Secara sederhana kita dapat merubah tingkah laku kita.

Dengan tiga cara ini, kita dapat melepaskan diri dari ikatan using. Oleh karena itu, berusahalah memutuskan ikatan-ikatan itu sehingga kita tidak bodoh seperti gajah.

(MD/2013)
Ketika Anda terjatuh, bangkitlah sendiri. Jangan pernah menunggu orang lain mengulurkan tangannya untuk membantu Anda. Bersihkanlah debu-debu yang mengotori pakaian Anda, kumpulkanlah kembali bekal Anda yang berserakan, pakailah alas kaki Anda dan lanjutkanlah perjalanan Anda. Perjalanan Anda belum berakhir.

Ketika Anda terjatuh, bangkitlah sendiri. Kegagalan tidak berarti dunia ini berakhir. Sebab, ketika Anda mau mencari, Anda pasti akan menemukan banyak sekali hal-hal baik dan indah di dunia ini, yang layak untuk Anda tapaki dari awal.

Ketika Anda terjatuh, bangkitlah sendiri. Tiuplah lilin-lilin keputusasaan yang bayang-bayangnya menari-nari diatas dinding-dinding kehidupan Anda. Hembuskanlah nafas tkad yang kuat dari diri Anda agar api keputusasaan tidak menyala lagi selamanya.

Ketika Anda terjatuh, bangkitlah sendiri. Tutuplah lembaran sejarah masa lalu kelam, bebaslkanlah diri Anda dari beban kesedihan, agar Anda dapat berlayar lagidiatas tombak pertarungan yang juga ditempuh orang-orang besar melawan kegagalan. Jangan hiraukan ratapan putus asa yang menyurutkan langkah Anda.

Ketika Anda terjatuh, bangkitlah sendiri. Runtuhkanlah pagar-pagar kesedihan yang mengelilingi hati Anda. Ketahuilah, bahwa tekad Anda yang kuat untuk bangkit akan menghancurkannya.

Ketika Anda terjatuh, bangkitlah sendiri. Kebangkitan Anda akan member Anda perasaan menang yang akan mengajarkan kepada Anda untuk selalu bangkit setiap kali Anda terjatuh.

Bangkitlah wahai engkau yang didera puts asa!


  1. Pikiran itu ibarat ladang. Setiap gagfasan yang kita pikirkan dalam waktu yang lama itu laksana menyiram tanaman. Kita hanya akan memetik apa yang kita tanam, baik maupun buruk.
  2. Sesuatu yang membedakan antara seseorang dengan orang lain adalah cara pandang yang benar  terhadap segala sesuatu.
  3. Kekalahan dalam sayu pertempuran seringkali mengajari Anda bagaimana memenangi perang.
  4. Kunci kegagalan adalah mencoba menyenangkan setiap orang yang Anda kenal.
  5. Kesuksesan bukanlah segalanya. Namun tekad untuk sukses itulah segalanya.
  6. Segala sesuatu yang besar dalam kehidupan ini berawal dari satu gagasan yang kecil
  7. Selalu ada jalan terbaik untuk melakukan satu pekerjaan. Kita hanya perlu selalu berusaha untuk menemukan jalan itu.
  8. Kerja yang bagus jauh lebih baik daripada omongan yang bagus.
  9. Ketika Anda menyalahkan orang lain, sesungguhnya Anda tengah memberikan kekuatan pada mereka untuk mengalahkan Anda. Karena itu, berhentilah menyalahkan orang lain dan bertanggungjawablah atas kehidupan Anda sendiri
  10. Ketika Anda mempekerjakan orang-orang yang lebih pandai dari Anda, lalu Anda berhasil meraih tujuan, berarti Anda lebih pandai dari mereka.
  11. Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah ketika Anda berhasil mewujudkan apa yang dinilai orang lain bahwa Anda tidak bias mewujudkannya.
  12. Seseorang tidak akan bias berkembang selama ia tidak pernah mencoba sesuatu yang tidak biasa ia kerjakan.
  13. Keberuntungan dalam kehidupan ini adalah perpaduan antara persiapan yang baik dan kesempatan yang melintas.
  14. Mereka yang keluar sebagai pemenang adalah mereka yang tabah dan sabar.
  15. Senjata yang paling efektif yang dimiliki seseorang adalah waktu dan kesabaran.
  16. Seseorang semestinya tidak berusaha untuk menjadi orang yang sukses. Namun ia harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang bernilai. Setelah itu barulah kesuksesan akan datang dengan sendirinya.
  17. Banyak sekali keputusan penting yang harus diambil meskipun sulit dan membuat orang lain marah.
  18. Berdebat dengan orang bodoh adalah suatu kerugian besar. Sebab tidak mudah orang mengakui kesalahan mereka.
  19. Pohon yang berbuah lebat adalah pohon yang banyak dilempari batu.
  20. Orang yang tidak pernah berbuat, tidak pernah salah.



  1. Sesungguhnya tingkatan tertinggi kebijaksanaan adalah mengetahui cara mengendalikan keadaan serta menciptakan ketenangan dan kedamaian dalam diri, meski badai terus menghantam.
  2. Pemimpin adalah orang yang mengemban tanggung jawab. Ia tidak akan berkata “Anak buah saya kalah”, namun “Saya kalah. Inilah pemimpin sejati
  3. Semua kesuksesan yang pernah dicapai mengandung pelajaran berharga, tak peduli siapa yang mencapainya.
  4. Kesalahan yang dilakukan seseorang dalam hidupnya seringkali diawali sikapnya setelah ia berkata “ya” disaat ia seharusnya berkata “tidak”
  5. Kebaikan adalah sumber kekuatan. Orang yang jujur dan berguna terkadang tidak terkenal sama sekali, namun ia dihormati dan dicintai. Sebab, ia telah membangun landasan yang kuat untuk meraih kesuksesan dan akan mendapat haknya dari kehidupan ini.
  6. Inti dari manajemen adalah kekuatan mengantisipasi sebelum segala sesuatunya terjadi.
  7. Banyak sekali orang yang sudah menerima nasihat, namun hanya orang bijaklah yang selalu memetik manfaat dari nasihat itu.
  8. Kebahagiaan terletak pada indahnya keberhasilan, tercapainya usaha dan kemampuan mensyukurinya.
  9. Beranilah untuk gagal, sebab tanpa kegagalan Anda tidak akan berbuat dengan sungguh-sungguh.
  10. Baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik.


  1. Kesuksesan biasanya mengikuti orang-orang yang berani berbuat. Jarang sekali kesuksesan itu mengikuti orang-orang yang takut terhadap situasi dan hasil akhirnya.
  2. Kita jatuh untuk berdiri lagi. Kita kalah dalam pertempuran untuk meraih kemenangan yang lebih besar, persis seperti ketika kita tidur untuk bangun dalam keadaan lebih segar dan bersemangat.
  3. Orang yang sukses adalah orang yang terus berkarya setelah ia mendapatkan pekerjaan
  4. Orang gagal ada dua: Pertama, mereka yang berpikir namun tidak berbuat. Kedua, mereka yang berbuat namun tidak berpikir.
  5. Salah satu penemuan terbesar generasi ini adalah bahwa seseorang dapat merubah kehidupannya jika ia mampu mengubah orientasi pemikirannya.
  6. Segala sesuatu yang dicapai tanpa usaha maupun pengorbanan itu tidak punya nilai
  7. Menghindar adalah salah satu penyebab kegagalan. Karena itu, Anda tidak akan pernah gagal selama Anda tidak berhenti untuk mencoba.
  8. Arah hidup yang dimulai dengan belajar akan sangat menentukan kehidupan seseorang di masa depan.
  9. Tidak ada yang dapat melukiskan sosok pemimpin terbesar selain bahwa ia selalu menolong anak buahnya untuk terus berlatih.
  10. Menghabiskan tujuh jam untuk membuat rencana dengan gagasan dan tujuan yang jelas lebih baik daripada tujuh hari berbuat tanpa orientasi dan tujuan.

Rabu, 03 April 2013

Selalu mengingat, menghadirkan dan meratapi masa lalu adalah tindakan bodoh, gila, pembunuhan kehendak, dan penghancuran masa depan. Masa lalu bagi orang-orang yang berakal adalah lembaran-lembaran kehidupan yang hatus dilipat dan tidak perlu dilihat lagi. Masa lalu barus dilupakan dan diabaikan serta tidak perlu dimunculkan kembali selamanya. Sebab, masa lalu sudah berlalu dan selesai. Tidak perlu ada kesedihan yang diulang-ulang, tidak perlu ada luka yang harus disembuhkan, tidak perlu ada duka yang mesti diratapi. Sebab, masa lalu sudah tidak ada lagi.

Jangan hidup dalam tragedy masa lalu. Selamatkanlah diri Anda dari hantu masa lalu. Inginkah Anda memutar balik aliran sungai kembali ke hulunya? Mengembalikan matahari yang sudah terbit ke timur lagi? Memasukkan bayi yang sudah lahir kedalam perut ibunya lagi?

Jika Anda tenggelam dalam masa lalu dan selalu dihantui olehnya, maka Anda akan rugi.

Mengingat-ingat masa lalu yang kelam sama artinya dengan menghilangkan masa depan, serta membuang-buang kesempatan dan waktu yang berharga. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan umat-umat yang terdahulu dan apa yang sudah mereka perbuat, kemudian berfirman “Mereka adalah umat yang telah berlalu”. Semuanya sudah selesai dan berakhir. Tidak usah lagi membedah isi zaman dan memutar roda sejarah ke belakang.

Orang yang hanyut dalam masa lalu seperti orang yang menumbuk gandum yang sudah ditumbuk, atau seperti orang yang menebar serbuk gergaji. Mengenai orang yang suka meratapi masa lalu, para pendahulu kita sudah berkomentar “Jangan keluarkan mayat dari dalam kubur”

Inilah musibah yang menimpa kita. Kita tidak kuasa menghadapi masa kini, sibuk dengan masa lalu, dan melupakan potensi kita. Seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan masa lalu, mereka tidak akan mampu melakukannya. Sebab, mengembalikan masa lalu itu adalah pekerjaan yang mustahil.
Sesungguhnya kita tidak perlu melihat masa lalu dan menoleh ke belakang. Karena, angin selalu bertiup ke depan, air juga selalu mengalir ke depan dan kafilah terus melaju. Jangan salahi sunah kehidupan.

(MD/2013)
Banyak sekali orang yang akan mencoba meyakinkan Anda untuk meninggalkan cita-cita Anda. Mereka akan mengatakan kepada Anda bahwa cita-cita Anda tidak mungkin tercapai. Ada pula orang-orang yang menertawakan Anda bahkan mencemooh Anda dan berusaha keras menarik anda turun ke bawah di level mereka. Monty Roberts menyebut orang-orang seperti itu sebagai “pencuri mimpi”. Karena itu jangan dengarkan apa kata mereka.

Ketika Monty Roberts masih menjadi siswa sekolah menengah atas, salah seorang gurunya pernah memberi tugas kepada para siswa di kelasnya untuk menulis cita-cita mereka jika sudah besar nanti. Monty menuliskan, bahwa ia ingin memiliki satu lahan peternakan yang sangat luas, sehingga ia dapat memelihara dan , melatih kuda-kuda pacu dalam jumlah besar.  Guru yang memerikan tugas ini memberinya nilai minus, dan mengatakan bahwa nilai ini merupakan refleksi dari keyakinan Monty. Guru tersebut mengatakan bahwa cita-cita Monty tidak realistis. Sebab, bagaimana mungkin seorang anak dari keluarga miskin yang tinggal diatas pedati dapat mengumpulkan uang untuk membeli lahan peternakan yang luas, membeli kuda-kuda pacu beserta perlengkapannya dan segala sarana yang dibutuhkan, juga membayar upah para pekerja di peternakan itu?

Ketika Monty diberi kesempatan kedua oleh gurunya untuk menulis ulang tugas tersebut agar memperoleh nilai yang lebih tinggi, Monty malah berkata kepada gurunya, “ Simpan saja nilai itu, dan saya akan menyimpan mimpi saya ini.”

Sekarang Monty Roberts memiliki satu lahan peternakan yang sangaat luad di California. Di peternakannya ini, ia memelihara dan melatih kuda-kuda pacu sekaligus membina para pelatih kuda.

Itu diraihnya diantaranya karena ia tidak membiarkan seorang pun mencuri mimpinya.

 (MD/2013)

Ada dua tipe orang menurut Wyland: Tipe jangkar dan tipe mesin. Anda harus menjauhi orang bertipe jangkar, dan semstinya berhubungan dengan orang bertipe mesin. Sebab, orang-orang bertipe mesin akan bergerak menuju satu tujuan dan menikmati lebih banyak kesenangan. Sedangkan orang-orang bertipe jangkar hanya akan menarik Anda atenggelam kebawah.

Anda harus ingat, bahwa kata “Tidak” adalah satu kata yang harus Anda miliki dalam perjalanan Anda mencapai kata “Ya”. Jangan menyerah lebih cepat daripada yang semestinya, kendati orang-orang disekeliling Anda yang punya niat baik kepada Anda berkata kepada Anda “Dapatkan pekerjaan yang konkret”. Ketahuilah, bahwa cita-cita Anda adalah pekerjaan konkret Anda.

Sekarang sudah tahukah Anda tipe orang macam apa teman-teman yang ada di sekeliling Anda? Amati mereka baik-baik, dan tanyakan kepada diri anda, apakah mereka bertipe mesin ataukah bertipe jangkar?

(MD/2013)
Putus asa artinya patah arang. Sikap ini adalah lawan dari harapan. Putus asa merupakan penyakit yang tentunya diharapkan kesembuhannya.

Putus asa adalah belenggu yang menghalangi seseorang untuk bebas bergerak, sehingga membuatnya diam di tempat, tanpa mampu berusaha mengubah kondisinya. Hal ini disebabkan jiwanya sudah dikuasai rasa putus asa dan sikap pesimis terhadap segala sesuatu yang ada dihadapannya.

Sikap putus asa mengindikasikan seseorang telah berburuk sangka terhadap Tuhannya, tidak lagi bertawakal kepada-Nya dan tidak punya harapan untuk mewujudkan keinginannya. Ini merupakan unsure negative kejiwaan, karena mengikis tekad berusaha dan menghancurkan hati dengan kerahuan dan rasa sakit serta membunuh semangat meraih cita-cita.

Seorang hamba yang beriman tidak bias dihinggapi sikap putus asa . Sebab bagaimana mungkin keputusasaan itu merasuki relung jiwanya sementara ia selalu menkaji firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,

“…dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS: Yusuf 87)

Jika setiap hamba meyakini semua ketentuan-Nya, lantas bagaimana mungkin ia akan berputus asa? Ketika ia meyakini semua ketentuannya inilah, ia akan menghadapi segala sesuatunya dengan kemauan kuat, sikap ridha yang sempurna serta tekad yang jujur untuk menempuh sebab-sebab yang bias membuatnya berhasil.

Sejumlah ulama pernah bertutur, “Kalau bukan karena asa, arsitek tidak membangun gedung-gedung dan petani tidak menanam tanaman.”

Peliharalah asa dan raihlah cita menggapai ridha-Nya.

Wallahu a‘lam bishowab
Inilah jaji Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan yang tidak pernah mengingkari janji:

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS: Asy-Syahr 5-6)

Sunatullah yang berlaku bagi hambanya adalah apabla berbagai macam krisis dan cobaan yang berat kian menghimpit, maka kemudahan dan solusi pun datang. Bukankan Anda sudah menyaksikan sendiri bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan dan pertolongan kepada umat Islam setelah hijrah ke Madinah? Padahal, sebelumnya mereka hidup di tengah-tengah situasi dan kondisi yang sangat sulit dan berat di Mekah.

Anda juga melihat sendiri saat Perang Ahzab, ketika kaum Muslimin terjepit dan orang-orang mulai berprasangka yang tidak-tidak kepada Allah Subhanallahuwwa Ta’ala. Setelah semua itu terlalui, terbuktilah apa yang disabdakan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Sekarang kalianlah yang akan memerangi mereka, bukan mereka yang memerangi kita lagi”

Begitu juga ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam wafat. Beban dunia ini terasa menghimpit para sahabat. Bangsa Arab banyak pula yang murtad. Namun situasi genting itu berlangsung hanya beberapa saat, kesulitan pun berlalu. Kaum Muslimin berubah menjadi penakluk Negara-negara besar: Persia dan Romawi. Orang-orang yang murtad dengan izin Allah Subhanallahuwwa Ta’ala berubah menjadi tentara-tentara yang berada bersama barisan kaum Muslimin.

Satu persoalan terkadang secara lahiriah terlihat buruk. Namun kemudian persoalan itu seringkali berakhir baik atas izin Allah Subhanallahuwwa Ta’ala. Tidakkah Anda mendengar sendiri peristiwa Hadits Al-Ifk yang mengandung fitnah dan kekejian tiada tara kepada Ummul Mukimini Aisyah? Kendati demikian, Al-Quran sendiri menyatakan, 

“ Janganlah kalian mengira, bahwa berita bohong itu buruk bagi kalian, bahkan ia adalah baik bagi kalian” (QS: An-Nur 11)

Karena itu marilah kita melihat segala persoalan dengan optimis meski secara lahiriah terlihat tidak baik. Kita mesti membuang jauh-jauh sikap putus asa dan rendah diri. Bukankah kekasih kita Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah bersabda,

“Optimislah meraih kebaikan, niscaya kalian akan mendapatkan kebaikan itu"

Bukalah jendela hatimu wahai insane yang putus asa. Biarkanlah cahaya memasuki relung hatimu yang gelap dan sudut-sudutnya yang sempit dengan secercah harapan yang terang.

Wallahu a’lam bishowab

Senin, 25 Maret 2013

Akhirnya hari yang dinanti tiba, suara tangisan pertamanya memecahkan suasana penantianku akan kehadirannya. Sebuah nikmat lagi yang Allah berikan kepadaku. Di mana Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

“Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Qs. Asy-Syuura : 49-50)
Aku sadar ada tuntunan dalam agama kita yang harus diperhatikan yang terkait dengan anak yang baru dilahirkan. Seperti yang disebutkan berikut ini :

Pertama : Mentahniknya (melakukan tahnik kepada bayi yang baru lahir).

Di antara perkara yang disyariatkan terhadap bayi yang baru lahir adalah mentahniknya. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa, ia berkata:
وُلِدَ لِي غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ وَدَفَعَهُ إِلَيَّ
“Aku dikaruniai seorang anak, aku datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Beliau memberi nama Ibrahim, kemudian mentahniknya (menggosok-gosokan langit-langit mulut bayi –ed) dengan kurma dan mendoakan keberkahan kepadanya dan mengembalikannya kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tahnik adalah melunakkan kurma dengan cara dikunyah-kunyah, kemudian digosokkan ke langit-langit mulut bayi/anak setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir. Caranya dengan meletakkan sedikit kurma yang telah dilembutkan di jari tangan, lalu masukkan ke dalam rongga mulut anak kemudian degerakkan ke kanan dan ke kiri.

Kedua : Memberi nama dengan nama yang baik.

Memberi nama dilakukan pada hari ke tujuh dari hari kelahirannya, di mana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ ، تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ ، وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ ، وَيُسَمَّى
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya disembelihkan (kambing) pada hari ke tujuh, diberi nama dan dicukur rambutnya.” (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad dari Samurah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa’ no. 1165)
Atau bisa juga pada hari kelahirannya atau sebelum hari ke tujuh dari kelahirannya. Hal ini berdasarkan hadits di antaranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وُلِدَ لِىَ اللَّيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِى إِبْرَاهِيمَ

“Telah lahir anakku pada malam ini, aku memberinya nama dengan nama bapakku Ibrahim.” (HR. Muslim)
Hendaklah orang tua memberi nama anaknya dengan nama-nama Islami, nama-nama yang baik. Seperti nama Abdullah atau Abdurrahman. Ini adalah nama yang paling disukai Allah Ta’aala, berdasarkan sebuah hadits di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ أَحَبَّ أَسْمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya nama kalian yang paling Allah cintai adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim)

Lalu yang selanjutnya nama-nama yang menghambakan kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang lain selain dari kedua nama di atas. Seperti Abdul Jabbar, Abdul Wahhab dan yang lainnya.  Setelah itu nama para nabi dan Rasul. Dan urutan berikutnya nama-nama orang-orang shalih bisa dari kalangan shahabat, ulama dan yang lainnya. Umar, Utsman, Ali, Anas, Muawiyah atau yang lainnya. Adapun untuk nama perempuan seperti Khadijah, Aisyah, Fatimah, Asma’, Hafshah dan yang lainnya.

Ketiga: Melaksanakan aqiqah.

Melaksanakan aqiqah hukumnya wajib menurut pendapat yang lebih kuat Insya Allah, hal ini berdasarkan sebuah hadits di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ ، تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ ، وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ ، وَيُسَمَّى

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya disembelihkan (kambing) pada hari ke tujuh, diberi nama dan dicukur rambutnya.” (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad dari Samurah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa’:1165)

Adapun waktu pelaksanaannya pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Selama ada kemampuan melakukannya pada hari ke tujuh, maka diusahakan untuk melakukannya, tetapi jika tidak ada kemampuan pada hari ke tujuh maka boleh setelahnya.
Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Hal ini sebagaimana  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ

“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i, Ahmad dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa’ : 1166)

Keempat: Mencukur rambut anak yang dilahirkan.

Hal ini sebagaimana hadits yang telah disebutkan di atas, dan juga dalam hadits yang lain di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رَأْسَهُ ثُمَّ َتَصَدَّقِي بِوَزْنِ شَعْرِهِ مِنْ فِضَّةٍ عَلَى الْمَسَاكِينِ
“Cukurlah rambut kepalanya dan bersedekahlah dengan perak seberat timbangan rambutnya untuk orang miskin.” (HR. Ahmad no. 27183 dan dihasankan oleh syaikh al-Albani di Irwa’ no. 1175)
Kelima: Dikhitan (disunat).

Di antara perkara yang disyariatkan terhadap anak yang dilahirkan adalah dikhitan. Baik anak laki-laki ataupun perempuan.
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ

“Fitrah adalah lima -atau lima hal termasuk dari fitrah- khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, menggunting kuku, dan menggunting kumis.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Sedangkan waktu berkhitan, maka disunnahkan pada hari ke tujuh dari kelahiran anak, dan boleh hari sebelum dan sesudahnya sampai usia baligh. Apabila sudah mendekati usia baligh hukumnya wajib untuk dikhitan.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan, termasuk nikmat dikaruniai anak.

(Al-Ustadz Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty)

Sumber: http://inginbelajarislam.wordpress.com
Pernah merasakan tinggal di rumah yang lokasinya tepat di pingir tebing atau jurang? Kalau belum wajar saja, disamping masih banyak lokasi lainnya yang lebih cocok untuk tempat tinggal juga pastinya berbahaya. Tapi di belahan bumi lainnya Anda akan menemukan beberapa kota tua yang lokasinya tepat berada di pinggir atau di atas tebing yang tinggi. Beberapa di antaranya sudah ada sejak jaman Romawi Kuno dan ada juga yang menjadi tempat tujuan utama turis dunia.

1. Ronda (Spanyol): Di Pinggiran Jurang Sedalam 100 Meter
Lokasinya di area pegunungan dengan ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Kota Ronda ini terletak di provinsi Malaga, Spanyol. Sebuah jurang sedalam 100 meter yang dinamakan “El Tajo” memisahkan kota tua dan kota barunya. Di sini terdapat bangunan-bangunan dan rumah-rumah tinggal yang lerletak tepat di pinggirannya. Bepergian dari kota yang lama ke kota yang baru dimungkinkan karena di sini juga terdapat tiga jembatan, yang masing-masing dibangun pada jaman yang berbeda: jaman Romawi, Moorish, dan pada abad 18.

2. Bonifacio (Corsica): 70 meter di Atas Laut Mediterania
Di bagian Selatan pulau Corsica, Bonifacio adalah area tempat tinggal terbesar di pulau ini. Kota yang terlihat rentan ini berdiri dia atas tebing putih curam Limestone yang mempunyai ketinggian 70 meter.
Di dasar tebing terhampar lautan Mediterania dengan gelombang biru memukau. Selama berada disini Anda juga bisa merasakan hembusan angin laut atau melihat burung-burung beterbangan.
Surga lautan ini sekarang juga berfungsi sebagai pelabuhan kecil dan sebagai tempat berkumpulnya yacht mahal dari berbagai dunia.

3. Castellfolit de la Roca (Spanyol): Di Atas Tebing Basal Berketinggian 50 Meter
Castellfolit de la Roca adalah sebuah kota kecil di Provinsi Catalonia, Spanyol, yang berada diantara pertemuan sungai Fluvia dan Toronell. Di kota yang berada di tebing basal ini, Anda akan melihat pemandangan hijau pepohonan yang mendominasi lingkungan di sekitar kota.
Karang basal yang menopang kota ini mempunyai ketinggian lebih dari 50 meter dan hampir 1 kilometer memanjang. Wilayah berpenghuni ini awalnya terbentuk dari lapisan yang saling mengisi dari dua aliran lava.

4. Santorini (Yunani): Surga Pada Ketinggian 300 Meter
Anda penggemar komposer Yanni? Kalo iya Anda pasti tahu komposisinya yang berjudul sama dengan tempat ini: Santorini. Konon sang maestro musik asal Yunani itu berasal dari kota ini. Lokasinya sekitar 200 km sebelah tenggara tanah daratan Yunani. Kepulauan Santorini sesungguhnya dulu terbentuk dari letusan vulkanik yang besar dan mengakibatkan terbentuknya kaldera seperti sekarang ini. Pemandangannya yang sangat indah dan juga suasana malam hari yang luar biasa menjadikannya tujuan wisata utama di Eropa. Letusan gunung Minoan sekitar 3600 tahun yang lalu di tempat bermukim orang Minoan meninggalkan kaldera yang luas dan juga tumpukan abu vulkanik sedalam kaki dan diduga memusnahkan peradaban orang Minoan di Pulau Crete, 110 km ke selatan, oleh terjangan tsunami raksasa yang mengikutinya. Di sini juga terdapat sebuah danau di pinggir laut berbentuk hampr persegi berukuran 12 km kali 7 km dan dikelilingi oleh tebing setinggi 300 m pada tiga sisinya.

5. Manarola (Italia): Lokasi Kota di Italia yang Paling Berbahaya
Lerletak di Liguria, Manarola mungkin menjadi tempat yang paling berbahaya untuk ditinggali meskipun terlihat mengagumkan karena berdiri diantara tebing-tebing curam di tepi laut.
Kota ini telah berdiri cukup lama berdasarkan bukti yang tertulis pada teks Romawi sebagai tempat memproduksi wine. Memang salah satu industri utama kota ini adalah pembuatan wine atau minuman anggur.
Sebagai salah satu tempat wisata menarik di Italia, Anda bisa jalan-jalan di sekitar kebun anggur atau berjalan melewati Via dell’Amore (jalur cinta) sambil melihat bangunan-bangunan dengan warna cerah.

Sumber: beritaunik.net
Saat anak mampu berbicara, kenalkanlah pada kalimat tauhid La Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah, ajari cara mengucapkannya dengan talqin yaitu dengan cara orang tua mengucapkan kalimat tauhid lalu anak menirukannya. Biasakan anak mendengar kalimat thayyibah ( La ilaaha illallah). Dengan sering memperdengarkan kalimat tersebut diharap memudahkan anak untuk menirukannya.

Ajari juga anak mengenal Allah Ta’ala, seperti mengajari bahwa Allah Ta’ala berada diatas langit, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar apa saja yang dibicarakan manusia. Dengan ilmu Allah, Dia senantiasa mengawasi makhluk-Nya. Demikian dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Tuhfatul wadud bi Ahkamil Maulud.

Dalam hadits Mu’awiyyah bin Hakam As-Sulaimi radhiyallahu ‘anhu, melalui metode dialog, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajari seorang budak anak wanita berkenaan tentang tauhid. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada anak wanita tersebut, “Dimana Allah?”. Anak wanita itu pun menjawab “Allah di atas langit”. Kemudian beliau bertanya lagi, “Siapa saya?” Jawab gadis belia, “Engkau Rasulullah (utusan Allah).” Kemudian Rasulullah memerintahkan agar anak wanita itu dibebaskan dari status budaknya, “Dia seorang mukminah”(HR: Abu Daud No.930) di shahihkan Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah).

Begitulah metode belajar yang di contohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, ringan, mengalir dan tidak terkesan kaku. Metode demikian akan mampu menggugah rasa keingin tahuan anak yang lebih luas dan dalam. Anak dibawa untuk berfikir secara ramah dan tidak terkesan memaksa.

Mengajari tauhid merupakan metode para Nabi dan Rasul Allah. Para Nabi dan Rasul Allah menyampaikan kepada ummat tentang tauhid. Bahkan, menyampaikan masalah tauhid adalah perkara yang pertama dan utama, karena dengan memahami dan meyakini perkara tauhid akan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Nabi Hud yang diutus kepada kaum ‘Ad, Nabi Shalih yang diutus kepada kaum Tsamud, dan Nabi Syu’aib yang diutus kepada penduduk Madyan, mereka semua para Nabi menyampaikan pesan dakwah tauhid,
أُعْبُدُ اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلآهٍ غَيْرُهُ
“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (sesembahan) bagimu (yang berhak diibadahi) selain-Nya.”(Al-A’raf: 65, 78, 85).

Demikian sunnah para nabi dan rasul, bersemangat dalam menyampaikan dakwah tauhid. Tentu saja, anak yang merupakan buah hati jangan sampai terlupakan untuk diajari tentang tauhid. Tanamkan iman didalam dadanya, semoga sang anak tumbuh menjadi insan yang shalih serta senantiasa mentauhidkan Rabb-nya. Amiin…
Wallahu A’lam.

Oleh: Al Ustadz Ayip Syafruddin
Sumber: salafy.or.id 
Wajib bagi atas pembimbing bagi laki – laki maupun perempuan sama saja apakah sebagai guru, pengajar, bapak ataupun ibu untuk mengajarkan kepada anak-anak wasiat-wasiat untuk bermanfaat bagi mereka, kemudian menerangkan wasiat – wasiat tersebut kepada mereka. Sungguh telah datang hadist yang shahih:
Dari ibnu ‘Abbas dia berkata : Pernah pada suatu hari saya berada di belakang Nabi maka beliau bersabda kepada saya : “ Wahai anak muda, sesungguhnya saya akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat :

1. “jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu.
Yaitu laksanakan perintah – perintahnya Allah dan jauhilah larangan – larangan Nya , Allah pasti akan menjagamu di dunia dan akheratmu.

2. “Jagalah Allah kamu akan mendapati Allah di hadapanmu”.
Yaitu di depanmu. Jagalah batasan – batasan Allah (syariat Allah) dan perhatikan hak-hakNya niscaya kamu akan dapati Allah memberikan taufik kepadamu dan menolongmu.

3. “ Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan apabila kamu memohon pertolongan, mohonlah kedapa Allah”.
Yaitu apabila kamu meminta pertolongan terhadap perkara dari perkara – perkara dunia dan akherat maka mintalah pertolongan dari kepada Allah.

4. “ Ketahuilah bahwasanya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu kecuai dengan sesuatu yang Allah takdirkan kepadamu, dan apabila mereka bersatu memberikan mudharat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan mampu memberikan mudarat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang Allah tuliskan kepadamu. Pena – pena telah diangakat dan lembaran – lemabaran (takdir –pent) telah keting
[ diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan ia berkata : hadist hasan shahih]

Faedah – faedah hadist :
1. Kecintaan Rasulullah kepada anak – anak dan membocengkan Ibnu ‘Abbas di belakang beliau serta penggilan beliau  kepada anaknya dengan ‘wahai anak muda’.

2. Memerintahkan anak – anak dengan ketaatan kepada Allah dan menjahui kemaksiatan kepadaNya agar mereka bahagia dunia dan akherat.

3. Allah akan menyelamatkan seoarang muslim ketika dalam kesempitan apabila melaksanakan hak Allah, dan manusia ketika itu dalam keadaan lapang, sehat dan kaya.

4. Penanaman aqidah tauhid pada jiwa – jiwa anak dengan hanya meminta kepada Allah dan meminta pertolongan kepadaNya.

5. Pengokohan aqidah keimanan dengna takdir yang baik atau yang buruk, kerana hal itu termasuk rukun niman.
6. Mendidik anak untuk berharap dengan harapan yang baik/optimis, untuk mengahadapi hidup dengan keberanian dan cita – cita agar menjadi indivdu yang bermanfaat bagi ummatnya.

Sumber: salafy.or.id
JENDELA ILMU ISLAM © 2013 | Powered by Blogger | Blogger Template by DesignCart.org